Utusan ASEAN untuk Myanmar Minta Gencatan Senjata selama 4 Bulan untuk Pemberian Bantuan
By Nad
nusakini.com - Internasional - Utusan khusus ASEAN untuk Myanmar mengatakan ia telah meminta gencatan senjata selama empat bulan dari semua pihak yang berkonflik di negara tersebut agar pemberian bantuan kemanusiaan bisa berjalan lancar.
Dilansir dari Kyodo News, Erywan Yusof, menteri luar negeri kedua Brunei, mengatakan ia mengajukan gencatan senjata ini untuk berlaku hingga akhir tahun. Ia mendiskusikannya dengan menteri luar negeri Myanmar yang ditunjuk oleh militer, Wunna Maung Lwin. Ia mengatakan pihak militer telah menerima permintaan ini.
Erywan mengatakan ini bukanlah gencatan senjata politik, namun gencatan senjata untuk memastikan keselamatan dan keamanan petugas kemanusiaan saat mereka melakukan tugasnya untuk membagikan bantuan.
Ia mengatakan bantuan bagian pertama berisikan peralatan medis yang sangat dibutuhkan Myanmar untuk membantu warganya yang sakit parah akibat COVID-19. Peralatan yang dimaksud seperti kompresor oksigen dan APD, dan perlatan ini ditujukan untuk semua warga Myanmar.
Erywan ditunjuk sebagai utusan khusus pada awal bulan Agustus, beberapa bulan setelah pemimpin-pemimpin ASEAN menyepakati "lima poin konsensus" untuk membantu mengatasi krisis di Myanmar akibat kudeta yang terjadi pada 1 Februari lalu.
Konsensus tersebut mendesak pengurangan kekerasan dengan segera, pengadaan dialog untuk mencari solusi yang damai, pemberian fasilitas untuk utusan khusus, bantuan kemanusiaan, dan pertemuan utusan dengan semua pihak yang terkait di Myanmar.